⚠️ 5 Kesalahan Umum dalam Kredit Barang dan Cara Menghindarinya
5 Kesalahan Umum dalam Kredit Barang dan Cara Menghindarinya
---

Kredit barang bisa menjadi solusi saat kita membutuhkan barang elektronik, furniture, atau kendaraan namun belum punya dana tunai. Tapi, tanpa pemahaman dan kontrol yang baik, kredit justru bisa menjadi jebakan finansial yang memicu stres dan utang berkepanjangan.
Banyak orang terjebak dalam kesalahan klasik saat mengambil kredit barang. Melalui artikel ini, kita akan mengulas 5 kesalahan paling umum dan bagaimana cara menghindarinya secara cerdas.
---

Ini adalah kesalahan nomor satu yang paling sering dilakukan. Banyak konsumen tergoda dengan iklan:
> “Cicilan hanya Rp150.000 per bulan!”
Padahal:
Tenor 24 bulan = Rp150.000 x 24 = Rp3.600.000
Harga barang tunai = Rp2.000.000
Selisih bunga dan biaya lain = Rp1.600.000

Selalu tanyakan harga total setelah cicilan selesai
Bandingkan dengan harga tunai
Pastikan kamu tidak membayar lebih dari 25% dari harga asli jika tidak mendesak
---

Banyak yang mengambil cicilan tanpa tahu cara bunga dihitung. Akibatnya, mereka terkejut saat total bayar jauh lebih besar.
Jenis bunga:
Flat: Bunga dihitung dari pokok awal setiap bulan
Efektif: Bunga dihitung dari sisa pokok → lebih ringan seiring waktu
Misalnya:
Pinjam Rp3.000.000 dengan bunga flat 2% selama 12 bulan → bayar bunga Rp60.000 setiap bulan
Sedangkan bunga efektif menurun seiring cicilan lunas

Tanyakan jenis bunga yang digunakan
Gunakan kalkulator simulasi kredit online sebelum setuju
Pilih bunga efektif jika tersedia
---

Ini kesalahan klasik yang fatal. Banyak orang langsung tanda tangan kontrak tanpa membaca:
Biaya keterlambatan
Penalti pelunasan lebih awal
Biaya asuransi atau administrasi tersembunyi
> Jangan sampai kamu membayar lebih karena kecerobohan baca dokumen.

Luangkan waktu untuk membaca kontrak kredit secara teliti
Jika ada istilah yang tidak paham, tanyakan ke pihak kreditur
Ambil foto atau salinan dokumen sebagai bukti
---

Karena merasa cicilan ringan, banyak orang berpikir:
> “Gak apa-apa ambil kredit HP, lalu TV, terus motor juga sekalian…”
Akhirnya, mereka harus membayar:
HP: Rp300.000
TV: Rp250.000
Motor: Rp850.000
Total cicilan: Rp1.400.000
Jika penghasilan hanya Rp4 juta, maka 35% gaji habis hanya untuk bayar cicilan!

Batasi jumlah cicilan maksimum 30% dari penghasilan
Prioritaskan barang yang mendesak dan produktif
Lunasi satu kredit dulu sebelum mengambil yang lain
---

Saat penghasilan tetap, membayar cicilan terasa mudah. Tapi bagaimana kalau:
Kena PHK
Terkena musibah atau sakit
Keluarga butuh bantuan dana mendadak
Tanpa dana darurat, kamu akan gagal bayar dan menanggung:
Denda
Penurunan skor kredit
Telepon penagih yang bikin stres
Risiko disita atau masuk daftar hitam BI Checking

Sisihkan minimal 10% dari penghasilan untuk tabungan darurat
Pastikan kamu punya cadangan 3–6 bulan biaya hidup
Jangan ambil cicilan jika tabungan = Rp0
---

1. Bayar cicilan sebelum tanggal jatuh tempo
2. Gunakan aplikasi pengingat atau kalender digital
3. Utamakan bayar cicilan daripada belanja online konsumtif
4. Jika ada dana lebih, lakukan pelunasan lebih awal
5. Hindari pinjam nama orang lain untuk kredit
---

Bayu membeli laptop seharga Rp6 juta melalui kredit fintech selama 6 bulan. Ia:
Membaca kontrak dengan teliti
Menghitung total bayar (Rp6,3 juta, bunga 5%)
Punya tabungan Rp3 juta dan penghasilan Rp5 juta/bulan
Cicilan: Rp1.050.000 (hanya 21% dari gaji)
Disiplin membayar tepat waktu
Hasilnya:
Laptop dapat




---

Kredit bisa jadi alat bantu keuangan, bukan musuh, jika digunakan dengan bijak.
Ingat kembali 5 kesalahan utama:
1. Hanya fokus pada cicilan bulanan
2. Tidak paham jenis bunga
3. Tidak baca kontrak
4. Kredit bertumpuk
5. Tidak punya dana darurat
> "Jangan sampai barangnya cepat datang, tapi cicilannya membuat hidup jadi lambat."
Dengan pengetahuan yang benar, kamu bisa menjadikan kredit sebagai alat bantu hidup, bukan beban hidup.
---
Comments
Post a Comment